Kemarin dapet kiriman buku dari Grasindo... eh, tepatnya dari Mbak Windry. Buku barunya, 'Metropolis'. Covernya keren, kaya' headline di koran gitu, tapi seremmm... abis ada bercak darahnya. Sepertinya ini novel tentang mafia narkotika. Main-main ke blog-nya, jadi ngebayangin kaya' film-film Cina. Tokoh-tokohnya tampak misterius, tapi keren-keren.
Asyik deh, ada bacaan buat weekend ini.
-----
Metropolis
Windry Ramadhina
Grasindo, 2009
331 Hal.
Gilli tertawa. “Keras kepala boleh, Kawan. Semua Saada memang begitu. Aku maklum. Tapi, jangan lalu kau jadi bodoh! Sudah delapan pemimpin mati. Kau kira ini perseteruan biasa?”
Perkataan Gilli membuat Ferry berpikir ulang. Sejak lama ia memang merasa janggal dengan kematian beruntun para pemimpin Sindikat 12, tetapi ia seakan dibutakan oleh kebenciannya terhadap
Geng Gilli sehingga mengabaikan kecurigaannya itu.
“Hubungi Blur. Minta dia kumpulkan Sindikat 12,” kata Gilli lagi.
Asyik deh, ada bacaan buat weekend ini.
-----
Metropolis
Windry Ramadhina
Grasindo, 2009
331 Hal.
Gilli tertawa. “Keras kepala boleh, Kawan. Semua Saada memang begitu. Aku maklum. Tapi, jangan lalu kau jadi bodoh! Sudah delapan pemimpin mati. Kau kira ini perseteruan biasa?”
Perkataan Gilli membuat Ferry berpikir ulang. Sejak lama ia memang merasa janggal dengan kematian beruntun para pemimpin Sindikat 12, tetapi ia seakan dibutakan oleh kebenciannya terhadap
Geng Gilli sehingga mengabaikan kecurigaannya itu.
“Hubungi Blur. Minta dia kumpulkan Sindikat 12,” kata Gilli lagi.
0 Response to "Buntelan... Buntelan..."
Posting Komentar