Hari ulang tahun, makin lama mungkin makin terasa biasa aja untuk gue. Ya, maklum lah, mungkin karena bertambahnya usia, udah ilang tuh rasa pengen diramein, mengharapkan kado macem-macem. Paling-paling, kalo ditanya pengen kado apa, gue jawabnya, buku aja deh. Sekarang, gue lebih ribet mikirin acara untuk ulang tahunnya Mika – yang bahkan sampai sekarang pun belum pernah dirayain dengan ‘heboh’. Paling kumpul-kumpul sama kakak and adik-adik gue, beserta anak-anak mereka. Ini pun udah cukup heboh.
Di pagi gue ulang tahun, gue bilang sama Mika, “Hari ini mama ulang tahun nih… cup mama dong.” Biasa deh, kalo udah disuruh-suruh begitu, Mika malah jadi iseng. Dan nyium gue dengan gaya yang aneh-aneh.
Pas malemnya, ternyata mama bikinin nasi kuning lengkap (thank’s, mom!). Baca doa sedikit, dan makan malam seperti biasa.
Tiba-tiba Mika nyeletuk:
Mika:”Mama ulang tahun ya?”
Gue: “Iya.”
Mika:”Yang ke berapa?”
Gue: “Ke 35”
Mika: “Wah… banyak sekali!”
Gue: *speechless*
Terus gue tanya, “Mika mau kasih tau sesuatu apa untuk mama?” Dan dengang polosnya, Mika jawab,”Hmmm.. gak tau.”
Besoknya, pas lagi main-main, Mika bilang,”Mama ulang tahunnya nanti malem ya?” Gue bilang, “Kan udah kemarin, sayang.” Mika bilang, “Ihh. Mama belum ulang tahun, kan seharusnya tiup lilin dulu.”
Jadilah nih, pas malem-malem, Mika bilang lagi, ngingetin buat tiup lilin. Yah, bingunglah gue, di rumah lagi gak ada kue. Untung nih, ada cupcake dari ultah si Queency yang belum dimakan. Si cupcake kecil itu jadi kue ulang tahun gue. Dan lilinnya, hanya ada angka satu, yang itu pun sempet diprotes sama Mika, yang bilang, “Ihhh.. itu kan untuk ulang tahun ke satu.” Tapi setelah dibujuk, baru boleh pake lilin angka satu itu. Dan Mika sempet bilang lagi, “Lilin angka 35-nya gak ada.”
Setelah siap, Mika sibuk teriak-teriak panggil orang-orang di rumah, “Nang… Nenek… turun… Mama mau tiup lilin!!” Dan begitu nyanyi Happy Birthday, terus tiup lilin, matanya Mika berbinar-binar. Terus dia bilang, “Mika punya sesuatu untuk Mama.” Gue bilang, “Apa?”, kata Mika, “Itu ada di kamar.” Gue tanya, “Yang mana?” Dan… lagi-lagi Mika bilang, “Ehmm… gak tau.”
Abis itu, untuk ‘melengkapi’ ritual ulang tahun, Mika ngajak main kembang api. Dan lagi-lagi, di rumah gak ada simpenan kembang api. Dan, entah dari mana, sodara gue nemu kembang api. Meskipun ‘bantet’, Mika cukup seneng ngeliat itu kembang api nyala sebentar.
Duh, gue jadi terharu… saat gue gak ‘prepare’ dengan tetek bengek ulang tahun, Mika bikin ulang tahun kali ini jadi special. Thank you, Mika…
0 Response to "On My Birthday"
Posting Komentar